Zhou Qunfei : Mantan Buruh Pabrik Menjadi Wanita Terkaya di China

404

Tidak ada orang yang bisa menduga kapan kesuksesan dan kekayaan datang menghampirinya, apalagi bagi yang terlahir dalam garis keturunan yang bukan berasal dari keluarga kaya. Saat ini banyak sekali orang yang telah membuktikan bahwa dengan bekerja keras dan keteguhannya dalam menjalankan bisnis yang dibangunnya, kesuksesan dan kemapanan dapat diraihnya. Kebanyakan orang yang sukses di dunia ini merupakan seorang pria.

<@ikl

Namun untuk saat ini, siapa saja bisa meraih kesuksesan, baik pria maupun wanita. Salah satu kisah yang wajib kita teladani adalah kisah Zhou Qunfei, pendiri sekaligus direktur utama Lens Technology dan orang terkaya di dunia urutan 186 versi majalah Forbes dengan kekayaannya mencapai US$ 9,3 miliar atau sekitar Rp. 123,69 triliun. Lens Technology merupakan supplier tunggal layar sentuh untuk smartphone kenamaan Apple dan Samsung. Zhou terlahir dari keluarga miskin, tidak mempunyai apa – apa, putus sekolah dan hidup dalam segala keterbatasan di mana dia kehilangan ibunya sejak usia 5 tahun dan ayahnya penyandang cacat tuna netra.

Jikalau anda menggunakan ponsel buatan Apple maupun Samsung, besar kemungkinan komponen layar touchscreen (layar sentuh) nya merupakan buatan Lens Technology, perusahaan yang berbasis di China dan memperkerjakan puluhan ribu karyawan.

Zhou, saat ini berusia 46 tahun dan sangat dikenal di dunia teknologi, sering bolak – balik dari China ke Silicon Valley untuk bertemu para eksekutif Apple maupun Samsung, dua klien utamanya yang memesan begitu banyak layar sentuh ke perusahaannya.

<@ikl

Zhou Qunfei Lahir di Keluarga Miskin

Siapa sangka, Zhou lahir dan besar dari keluarga miskin di sebuah desa kecil di propinsi Hunan, sebuah daerah pertanian yang cukup terpencil di China. Zhou merupakan anak bungsu dari tiga bersaudara. Ibunya meninggal saat Zhou berusia lima tahun dan ayahnya hanyalah pensiunan tentara dan penyandang cacat tuna netra serta kehilangan jarinya akibat kecelakaan yang dialaminya pada tahun 1960. Untuk menghidupi keluarganya, ayah Zhou membuat kerajinan dari bambu seperti keranjang dan kursi dan Zhou sendiri mengembangbiakkan hewan ternak sebagai tambahan pendapatan keluarganya.

Zhou adalah satu – satunya anak dalam keluarganya yang melanjutkan sekolah ke jenjang kedua dan berjanji akan menjadi siswa yang berprestasi. Seperti dikutip dari Financial Review, Zhing Xiaobai, guru Zhou waktu SMP mengatakan bahwa Zhou merupakan murid pekerja keras, tekun, ulet dan berbakat. Zhing Xiaobai pernah membacakan karangan Zhou soal ibunya di kelas. Karangannya itu sungguh mengharukan sehingga membuat seluruh teman kelasnya menangis.

Walaupun pintar, Zhou terpaksa berhenti sekolah pada usia 16 tahun karena tidak ada biaya. Dia lalu pindah ke provinsi Guangdong dan tinggal di rumah pamannya untuk mencari pekerjaan. Zhou, yang mempunyai cita – cita sebagai desainer busana, memperoleh pekerjaan di sebuah perusahaan keluarga sebagai buruh pabrik di kota Shenzhen, sebuah kawasan ekonomi khusus di provinsi Guangdong dengan penghasilan sebesar USD 1 per hari.

Pabrik tempat dia bekerja membuat kaca untuk arloji. Namun…. menurut Zhou, kondisi di pabrik tempat dia bekerja sangat berat karena tidak ada shift. Hal ini disebabkan oleh kurangnya orang yang bekerja di sana. Setelah tiga bulan bekerja, Zhou memutuskan untuk mengundurkan diri. Dia mengajukan surat pengunduran dirinya kepada bosnya. Akan tetapi, surat pengunduran dirinya malah membuat bosnya terkesan. Hal ini dikarenakan oleh Zhou yang sangat berterima kasih atas pelajaran maupun pengalaman kerja yang diperolehnya selama bekerja dan sesungguhnya dia masih betah bekerja. Maka, bosnya pun menahannya dan menaikkan jabatannya.

Zhou sempat membuang harapan untuk melanjutkan studinya, karena dia merasa akan mengalami kesulitan bekerja sambil belajar. Akan tetapi, nasib berkata lain, pabrik tempatnya bekerja sangat dekat dengan Shenzhen University yang membuatnya berubah pikiran dan mengambil kelas paruh waktu di universitas tersebut. Di sana, Zhou mempelajari banyak hal dan sukses melewati semua ujian serta memperoleh sertifikat untuk akuntansi, operasi komputer dan lisensi mengemudi kendaraan komersial. Namun, ada satu kesalahan terbesar dalam hidupnya yang membuatnya menyesal. Saat itu, Zhou tidak mempelajari bahasa inggris dengan baik.

<@ikl

Membuat Bisnis Sendiri

Pada tahun 1993, dengan tabungan sekitar USD 3.000, Zhou dan beberapa anggota keluarganya mendirikan perusahaan sendiri. Zhou merasa telah cukup baginya untuk bekerja bagi orang lain. Dia lalu mendirikan pabrik kaca jam yang diklaim berkualitas tinggi dengan mengajak keponakan, kakak laki – laki dan kakak perempuannya.

Di perusahaannya itu, Zhou terlibat di hampir semua aspek pekerjaannya. Ia menekuni proses pembuatan kaca atau lensa yang berkualitas tinggi. Zhou Yinyi, keponakan Zhou Qunfei, mengatakan bahwa dalam bahasa Hunan, warga menyebutnya sebagai ba de man, yang berarti seseorang yang berani mengerjakan sesuatu yang ditakuti orang lain.

Ketika itu, perusahaan Zhou menghasilkan produk kaca atau lensa untuk jam tangan dengan kualitas tinggi. Lalu terus berkembang hingga menciptakan layar sentuh untuk mobile phone dari perusahaan elektronik raksasa dari China, TCL Corporation.

Rezeki memang kerap kali datang tanpa diduga. Pada tahun 2003, saat masih memproduksi kaca untuk jam tangan dan layar sentuh untuk mobile phone, Zhou menerima panggilan telepon dari eksekutif Motorola untuk memproduksi layar kaca untuk produk Motorola, Razr V3. Periode ini merupakan transisi di mana industry mobile phone beralih dari plastik ke layar kaca. Motorola menginginkan layar telpon seluler yang lebih tahan goresan dan menampilkan gambar yang lebih baik. Zhou menyanggupi permintaan dari Motorola tersebut.

Sesudah pesanan Motorola tersebut, Zhou menerima pesanan lain dari para produsen ponsel raksasa seperti HTC, Nokia dan Samsung Electronics. Lalu Zhou memberikan nama perusahaannya dengan label Lens Technology. Menurutnya, nama ‘Lens Technology’ cukup potensial dalam pencarian online.

Pada tahun 2007, Apple merambah pasar dengan iPhone dan memilih Lens Technology sebagai penyuplai komponen layar ponselnya yang semakin menaikkan pamor perusahaan ini. Hal ini membuat Lens Technology, hingga saat ini, masih menjadi pemasok layar kaca untuk Apple, Huawei dan Samsung Electronics.

Zhou menikah dengan mantan bosnya dan dikaruniai seorang anak sebelum mereka bercerai. Kemudian ia menikah lagi dengan temannya semasa bekerja di pabrik dan dikaruniai anak kedua. Sang suami saat ini menjabat komisaris di Lens Technology.

Zhou berinvestasi besar – besaran dengan membangun pabrik baru dan merekrut teknisi terampil dengan pinjaman bank yang kadang kala menggunakan jaminan rumahnya sendiri. Investasi Zhou membuahkan hasil dalam tiga tahun dengan mempunyai pabrik di tiga kota.

Saat ini, Zhou Qunfei tinggal menikmati hasil kerja kerasnya dengan mempunyai 75 ribu karyawan dan menerima pesanan layar dari para perusahaan elektronik raksasa, termasuk Corning, tiap harinya. Corning merupakan produsen Gorilla Glass. Apple dan Samsung Electronics masih merupakan klien utamanya dengan sekitar 75% pendapatan perusahaannya berasal dari keduanya.

James Holis, eksekutif di Corning, mengatakan bahwa Zhou Qunfei merupakan entrepreneur yang penuh passion dan sangat suka menangani banyak hal. Dia melihat perusahaan Zhou terus tumbuh dan timnya yang kuat. Walaupun saat ini banyak kompetitor di dalam industri ini, Lens Technology masih tetap pemain atas. Zhou memang terkenal dengan hal yang mendetail. Hal ini dipengaruhi oleh kondisi ayahnya yang tuna netra sehingga jika meletakkan sesuatu, harus tepat pada tempatnya atau sesuatu yang buruk akan terjadi.

Kondisi Lens Technology saat ini yang mempunyai banyak rival dan ketergantungannya pada Apple dan Samsung Electronics membuat para investornya cemas. Tapi Zhou Qunfei menyakinkan mereka bahwa dia siap mengembangkan invoasi baru di industri layar sentuh ini dengan semangatnya masih seperti dulu.

Pada tanggal 18 Maret 2015 atau di ulang tahun perusahaannya yang ke – 22, Lens Technology tercatat di bursa saham dan melantai di Shenzhen Stock Exchange dengan Initial Public Offering (IPO) terbesar di kuartal I tahun 2015.