Demo Bagaikan Sebuah Tren yang Dilakukan Gen-Z, Kali Ini Gen-Z Peru juga Turun Ke Jalan Untuk Aksi Unjuk Rasa Menuntut Pemerintah – Ratusan demonstran di ibu kota Lima turun ke jalan dalam aksi ini dikarenakan gelombang ketidakpuasan sosial yang terus memuncak.
Aksi ini terjadi pada hari Sabtu (20/9/2025) dan diinisiasi gerakan pemuda yang bernama Generation Z berujung pada bentrokan dengan aparat setelah masa yang diketahui mencoba untuk mendekat ke gedung eksekutif dan kongres.
Demo ini diketahui ada sekitar 500 orang yang berkumpul di pusat kota dengan pengawasan ketat polisi. Massa yang semakin tidak terkendali juga mulai melemparkan batu dan kayu, sedangkan aparat juga mencoba membubarkan massa dengan cara menembakkan gas air mata.
Source : AssociatedPress
Gladys, salah seorang demonstran berusia 54 tahun mengatakan kepada AFP “Sekarang justru demokrasi lebih buruk daripada sebelumnya. Semakin memburuk… karena rasa takut, karena pemerasan.”
Aksi ini memberikan cerminan atas keresahan masyarakat terhadap sejumlah isu: eningkatnya kejahatan terorganisasi, korupsi di jabatan publik, serta kebijakan reformasi pensiun terbaru yang dianggap merugikan generasi muda.
Bendera Jolly Roger, yang merupakan lambang bajak laut dari sebuah manga populer Jepang, One Piece yang menjadi simbol kebebasan dan juga perlawanan terhadap penguasa lalim. Adapun bendera serupa yang muncul di beberapa aksi demonstrasi baru-baru ini seperti yang terjadi di Indonesia, Nepal, hingga Prancis.
Disela aksi, seorang demonstran juga sempat mengatakan “Konferensi (kongres) tidak punya kredibilitas. Mereka bahkan tidak mendapat persetujuan rakyat. Kongres telah membuat kekacauan di negara ini.”
Hasil dari bentrok antara massa dan aparat ini tidak hanya melukai peserta aksi, Salah satu Stasiun Radio Lokal, Exitosa memeberikan laporan bahwa seorang reporter dan juru kamera mereka ada yang menjadi korban terkena peluru karet yang biasanya ditembakkan oleh aparat.
kepolisian Peru juga mengonfirmasikan sedikitnya ada tiga orang pertugas mereka juga mengalami luka-luka yang diakibatkan bentrokan tersebut.
Adapun unjuk rasa ini terjadi di tengah popularitas Presiden Dian Boluarte yang terus mengalami penurunan, yang dimana masa jabatannya akan berakhir tahun depan. Tingginya angka pemerasan dan juga kasus kejahatan terorganisasi yang membuat kepercayaan publik juga semakin tergerus dan terus menurun.
Berbagai jejak pendapat menunjukkan bahwa, dari pihak pemerintahan maupun kongres yang dimana dikuasai oleh mayoritas konservatif dianggap oleh publik sebagai lembaga yang sarat korupsi.