Penuh Inspiratif… Jangan Menilai Seseorang dari Penampilan Luarnya! Pelayan Wanita Ini Terkejut, Setelah Mengusir Pria Tua Ini dari Restoran Hotel

1909

Masih banyak orang yang menilai seseorang dari penampilan luarnya. Hal itu bukan merupakan tolak ukur dalam menilai seseorang. Banyak orang – orang kaya yang berpenampilan sangat sederhana dan orang – orang pintar yang jarang memperlihatkan kemampuannya untuk kepentingan sendiri. Ada pepatah yang mengatakan ‘di atas langit masih ada langit’. Pepatah inilah yang harus diingat setiap orang dalam menilai seseorang.

<@ikl

Kisah nyata ini terjadi pada seorang wanita Tiongkok yang bernama Li Jin-Lan. Jin-Lan merupakan seorang pelayan di hotel dengan gaji yang cukup besar bahkan hingga sekitar 2-3 kali dari gaji teman – temannya. Gaji tersebut hanya merupakan gaji pokok saja belum termasuk tips yang biasa diberikan oleh para tamu hotel.

Jin-Lan memang terkenal cantik dan pintar serta mempunyai postur tubuh yang ideal. Namun…. teman – temannya kurang menyukainya karena kesombongannya. Setiap kali keluar dengan teman – temannya, Jin-Lan selalu menyombongkan pekerjaannya.

Hingga pada suatu hari, salah seorang temannya menyarankan untuk tidak sombong karena hal itu dapat menyebabkannya tidak akan berakhir baik pada pekerjaannya. Temannya itu juga mengingatkan bahwa di atas langit masih ada langit. Akan tetapi, Jin-Lan tetap tidak mendengarkan nasehat temannya itu.

Pada suatu hari saat Jin-Lan sedang bekerja, seorang kakek tua dengan baju yang sederhana sambil berkeringat datang ke hotel tempat dia bekerja dan masuk ke dalam restoran hotel tersebut serta duduk di dalam restoran tersebut. Jin-Lan yang melihatnya langsung mendekatinya sambil berpikir bahwa kakek tua dengan bajunya yang kumuh pasti berasal dari desa.

Sesampainya di meja tempat si kakek duduk, Jin-Lan menanyakan kepada kakek tersebut bahwa dia pasti datang ke restoran tersebut untuk makan dan kakek tersebut hanya mengangguk.

Lalu Jin-Lan menanyakan pesanan kakek tersebut dan kakek tersebut hanya meminta air putih dulu. Jin-Lan memberitahukan kepada kakek tersebut bahwa restoran hotel tersebut hanya menyediakan bir dan minuman lain selain air putih. Dengan tatapan bingung, kakek tersebut memandang Jin-Lan dan menanyakan kepadanya bahwa restoran tersebut tidak menyediakan air putih. Lalu kakek itu mengatakan bahwa dia tidak biasa minum minuman lain dan tidak pesan dulu.

Jin-Lan lalu berkata kepada kakek tersebut, “Jadi anda ini mau makan atau tidak? Jikalau tidak mau makan, jangan duduk aja di sini. Nanti anda akan mengganggu orang lain dan memakai tempat untuk orang lain makan”

Kemudian sambil ketawa, kakek tua ini mengatakan kepada Jin-Lan bahwa idenya cukup menarik dan membenarkan perkataan Jin-Lan bahwa sudah seharusnya orang – orang yang datang ke restoran hotel untuk makan. Jin-Lan lalu menyuruh kakek tua itu untuk memesan makan dan jikalau tidak mau memesan makanan, janganlah mengambil jatah tempat duduk orang lain. Padahal waktu itu, restoran hotel tersebut lagi sepi dan masih banyak tempat kosong. Pengunjung yang datang ke restoran hotel tersebut tidak banyak. Jin-Lan hanya berkata seperti itu disebabkan oleh ketidaksukaan dia atas kehadiran kakek tua ini.

Kakek tua itu lalu berkata,”Baiklah, sini saya pesan”.

<@ikl

Sesaat kemudian, terdengar bunyi…. Prak! Jin-Lan meletakkan sebuah buku menu yang tebal di depan kakek tua tersebut begitu saja. Kemudian, tanpa mempedulikan hal tersebut, si kakek membuka – buka halaman buku menu tersebut. Sambil memasang raut wajah yang kurang enak dipandang, sambil menunggu, Jin-Lan berpikir bahwa kakek tua tersebut dengan kondisi demikian pasti tidak bisa memesan apa – apa karena setiap menunya mahal.

Tak lama kemudian muncul salah satu seorang pelayan yang lain sambil membawa air putih. Sambil memberikan air putih ke kakek tua dan mempersilakan kakek tua tersebut untuk melihat menu, pelayan yang baru muncul berkata, “ Eh, Jin-Lan, kamu di sini”.

Melihat hal tersebut, Jin-Lan langsung berpikir bahwa mendingan dia ngak akan memberikan air putih ke orang yang tidak sanggup membayar apa – apa. Lalu Jin-Lan menanyakan kakek tua tersebut sudah memutuskan mau pesan menu yang mana. Atau dengan sinisnya, dia mengatakan kepada kakek tua tersebut bahwa jikalau si kakek tidak bisa membeli apapun dan tidak sanggup bayar, lebih baik jangan menghabiskan waktunya.

Kemudian sambil ketawa, kakek tua tersebut berdiri dan mengatakan kepada Jin-Lan agar tidak menilai sebuah buku dari sampulnya dan jika memang berjodoh, mereka pasti akan bertemu kembali. Lalu si kakek berjalan pergi meninggalkan restoran hotel tersebut. Jin-Lan mengucapkan terima kasih atas kata – kata bijak kakek tua tersebut walaupuan dia tidak tertarik. Saat kakek tua tersebut berjalan ke arah pintu, dengan sinisnya, Jin-Lan berkata, “”sudah tua, lusuh, miskin pula, masih mau datang ke sini untuk makan, kamu nggak akan sanggup makan apapun di tempat ini!”

Tidak lama kemudian, muncul pelayan yang tadi membawakan air untuk kakek tua tersebut dan mengucapkan terima kasih kepada kakek tua tersebut atas kunjungannya dan menyuruhnya agar berhati – hati di jalan. Dia lalu berkata kepada Jin-Lan, “sudahlah. orangnya pun sudah pergi…”

Kemudian pelayan yang bernama Ya-Nan ini membereskan segala sesuatunya dan kembali ke posnya. Ya-Nan berasal dari sebuah desa miskin di Tiongkok dan berusaha keras untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Ya-Nan juga terkenal dengan sifat ramah dan baik hati terhadap semua pelanggan restoran hotel tersebut.

<@ikl

Beberapa hari kemudian, segerombolan orang dengan mobil mewahnya mendatangi hotel tersebut. Sambil memanggil semua pegawai, semua manager yang ada di hotel tersebut langsung keluar untuk menghadap direktur hotel yang selama ini belum pernah mereka temui. Begitu sang direktur sampai di pintu, para manager member salam kepadanya dan mengucapkan terima kasih atas kehadirannya. Saat itu juga, semua pegawai termasuk Jin-Lan berpikir bahwa mereka harus berbuat baik dan berlaku baik di hadapan direktur dengan harapan bisa memperoleh kenaikan gaji.

Saat menyambut direktur, manager mengatakan kepada sang direktur bahwa dia sudah lama mendengar nama besar beliau dan belum berjumpa. Tuan Li, direktur hotel tersebut mengucapkan terima kasih atas sambutannya dan menanyakan kepadanya apakah dia manager di hotel tersebut. Saat semua orang sudah berkumpul, manager hotel meminta tuan Li untuk memberikan kata sambutan.

Tuan Li lalu berjalan ke tengah dan saat itu juga, Jin-Lan kaget setengah mati. Dalam hatinya, Jin-Lan berpikir, “Kenapa bisa dia?! Dia orang tua yang waktu itu aku usir!” Tuan Li lalu memberikan kata sambutan. Waktu pertama kali wirausaha, beliau mulai dari penginapan kecil dan mengelolanya hingga menjadi penginapan yang lebih besar. Saat itu pula, banyak orang menginvestasikan dananya. Hingga pada akhirnya tuan Li berhasil membangun hotel. Beliau mengalami banyak rintangan hingga bisa berhasil sampai ke tahap sekarang. Tuan Li yakin bahwa semua usaha dan perjalanan hidup butuh perjuangan. Namun…. tidak ada yang mustahil. Semua pegawai yang ada di hotel ini merupakan satu keluarga. Jadi jangan malu – malu meminta bantuan bila ada perlu. Tuan Li juga meminta kerjasama semuanya sembari mengucapkan terima kasih. Dia juga berkata bahwa usianya juga sudah tidak muda lagi hingga, mungkin, memerlukan asisten pribadi untuk mengurus segala keperluan sehari – hari. Tuan Li lalu berkata kepada manager, “apakah kamu mau menyarankan seseorang untuk jadi asisten pribadi saya?”

Kemudian manager mengatakan bahwa, suatu kehormatan yang sangat besar, sambil menunjuk Jin-Lan, dia bisa menyarankan Jin-Lan untuk menjadi asisten pribadi sang direktur. Namun…. tanpa memejamkan mata dan menghiraukan perkataan manager serta buang muka, tuan Li melihat ke arah Ya-Nan dan bertanya, “Hai anak muda, siapa namamu?”. Ya-Nan lalu memberitahukan namanya. Tuan Li langsung memutuskan Ya-Nan yang akan menjadi asisten pribadinya. Tentu saja Ya-Nan sangat senang dan merasa semua ini hanyalah mimpi serta tidak pernah menyangka akan memperoleh kehormatan seperti ini. Tak lupa, Ya-Nan mengucapkan terima kasih kepada direkturnya. Tuan Li lalu berkata kepada manager dan menyuruh Ya-Nan yang terlihat lelah untuk beristirahat selama beberapa minggu sebelum membantunya. Sedangkan untuk Jin-Lan, tuan Li juga menyuruh Jin-Lan yang juga terlihat sangat lelah untuk beristirahat sampai hotelnya membutuhkannya lagi. Tuan Li menyuruh manager untuk mencari orang lain untuk menggantikan Jin-Lan.