Bubble Tea ini Dijual Calo Hingga Rp 800 Ribu Per Gelas – Jaman sekarang minuman Bubble Tea telah menjadi minuman yang cukup hits beberapa tahun terakhir. Minuman asal Taiwan yang terbuat dari teh susu dengan isi bubble hitam kenyal sudah menjamur dimana-mana.
(baca juga : Pria ini Mengintip ke Dalam Toko Hingga Dipanggil oleh Pemilik dan Mendapat Makanan )
Indonesia juga kini sangat populer dengan Bubble Tea. Hampir semua pusat perbelanjaan modern sudah ada gerai yang menjual Bubble Tea. Cita rasa milk tea manis dengan bola bola kenyal yang dikenal dengan boba menjadi daya tarik tersendiri.
Tidak ketinggalan juga untuk para artis yang ikut menjadikan bubble tea sebagia bisnis, seperti aktor China, Jay Chou yang baru saja membuka kedai Bubble Tea dan ramai sekali. Bahkan kedai tersebut bisa dibilang menjadi yang sangat populer di China.
Dilansir dari World of buzz, kedai Bubble Tea ini tidak hanya dibeli oleh pembeli biasa tapi juga para Calo. Calo biasanya ada pada penjualan tiket konser atau transportasi, tapi kini juga ada untuk bubble tea. Kedai ini bernama Machi Machi, cukup populer di jepang.
Kini Machi machi membuka kedainya di Sanghai, China. Bahkan ada ratusan orang untuk antri Bubble Tea tersebut, tidak hanya kalangan foodies, tapi juga para penggemar Jay Chou. Para calo pun mengambil kesempatan ini untuk mengambil keuntungan. Banyak juga Calo yang mengantri untuk membeli minuman tersebut dan menjual kembali dengan harga tinggi.
Para calo ini diketahui menjual satu gelas Bubble Tea seharga 58 USD atau setara Rp803 ribu. Padahal harga asli Bubble Tea nya hanya Rp30 ribu hingga Rp84 ribu. Bahkan ada juga calo yang menetapkan tarif Rp99 ribu untuk yang ingin berfoto sambil memegang minuman.
Walau mahal, tapi banyak orang yang berminat untuk foto dengan minuman hingga membelinya dengan harga selangit. Pembeli dari calo bahkan banyak karena dalam sehari penjualan hanya membatasi 200 gelas minuman.
Sangking hitsnya, para calo sudah antri sejak pagi, sementara toko buka siang. Bahkan seorang calo mengaku sengaja antre agar bisa mendapatkan uang. Karena fenomena tersebut, kedai Machi Machi mulai memasang tanda larangan bagi para calo. Pihak kedai meminta bantuan kepolisian untuk menertibkan calo. Petugas polisi juga berpatroli di pintu masuk untuk mengusir para calo.
