Pengguna PC Resah Diakibatkan Harga RAM dan SSD Meroket – Insustri Teknologi saat ini kembali mengalami guncangan.
Saat ini giliran memori RAM dan SSD yang mengalami lonjakan yang meroket diakibatkan oleh kelangkaan komponen global.
Ledakan dari pusat data kecerdasan buatan (AI) disebut sebagai penyebab dari krisis pasokan yang menyeret seluruh pasar hardware.
CyberPowerPC termasuk kedalam salah satu perusahaan pertama yang memberikan pengumuman terhadap dampaknya secara transparan.
Dalam pernyataan resminya, mereka memberikan konfirmasi bahwa akan adanya kenaikan harga seluruh sistem mulai dari 7 Desember 2025.
Melansir PCGamer, pada Kamis (27/11), CyberPowerPC memberikan pernyataan berupa “Harga memori global (RAM) telah melonjak 500 persen, dan harga SSD naik 100 persen,”
Permintaan memori untuk server AI diketahui meroket tajam sepanjang 2025. Server AI sendiri membutuhkan memori dalam jumlah yang besar, baik DRAM untuk operasi jangka pendek maupun NAND untuk penyimpanan jangka panjang.
Baca juga : Clair Obscur: Expedition 33 Berhasil Sapu Bersih The Game Award 2025
Fasilitas produksi yang memproduksi chip untuk perangkat konsumen saat ini mengalami kelelahan dalam melayani kebutuhan pusat data.
Berdasarkan laporan TrendForce dikutip TechSpot, dibandingkan tahun sebelumnya, harga DRAM pada kuartal ketiga 2025 melonjak jauh hingga 171,8.
TrendForce menuliskan dalam laporannya, “Kenaikan ini bahkan melampaui laju kenaikan harga emas,”.
Beberapa produsen yang berasal dari Korea Selatan bahkan juga dilaporkan menghentikan pesanan baru DDR5 hingga akhir bulan dikarenakan pasokan yang benar-benar terkuras.
Dampak dari kelangkaan ini langsun terasa di pasar ritel. Data dari PCPartPicker bahkan memperlihatkan harga memori DDR4 dan DDR5 naik stabil mulai pertengahan 2025.
Melansir CNN, lonjakan tajam ini dimulai sejak September lalu
Modul RAM dari Corsair dan Crucial di Amazon juga mengalami kenaikan signifikan dalam beberapa minggu terakhir.
Harga spot DRAM Exchange pun naik drastis hanya dalam waktu beberapa hari, yakni :
– DDR4 16Gb: dari US$28 (Rp448.000) menjadi US$37 (Rp592.000)
– DDR5 16Gb: dari US$20 (Rp320.000) menjadi US$33 (Rp528.000)
Produsen memori juga saat ini mengalami kesulitan dalam menjaga pasokan untuk pelanggan besar mereka.
SK Hynix memberikan konfirmasi bahwa seluruh stok DRAM, NAND, dan bahkan HBM mereka sudah habis terjual hingga tahun 2026 mendatang.
Seorang sumber internal industri mengatakan kepada media “Pasokan sangat terbatas. Beberapa penyedia cloud hanya mendapatkan pemenuhan sekitar 70 persen,”.
“OEM bahkan lebih buruk, hanya 30 persen hingga 40 persen,” ujarnya.
Meski DDR5 terhitung adalah teknologi baru, kenaikan harga dari DDR4 sendiri juga justru jauh lebih meroket.
Para analisis menyebutkan penyebab hal ini terjadi adalah dikarenakan terjadinya produksi besar-besaran ke DDR5 sementara permintaan DDR4 dari konsumen PC masih tinggi, menyebabkan kekosongan pasokan pun tidak dapat dihindari.
Adata, salah satu produsen memori terbesar, memperkirakan situasi ini tidak akan pulih dalam waktu dekat.
Situasi ini membuat RAM berpotensi menjadi salah satu komponen termahal dalam sebuah build PC untuk pertama kalinya dalam lebih dari satu dekade.
Dikarenakan oleh hal tersebut, sebagian besar produsen laptop sudah mempertimbangkan untuk menaikkan harga jual perangkat yang mereka produksi.
Seperti Lenovo sendiri, dilaporkan sudah memberikan peringatan toko ritel bahwa harga perangkatnya akan mengalami perubahan mulai Januari 2026.
Hal tersebut berarti, toko ritel akan melihat harga eceran yang disarankan baru.
Hal ini akan membuat konsumen terpaksa membayar lebih mahal saat membeli PC atau laptop baru.
Produsen lainnya, seperti HP dan Dell, juga dikabarkan memberikan pertimbangan hal yang sama.
Menurut laporan media Korea Selatan Chosun Ilbo, HP dan Dell dikabarkan tengah memberikan pertimbangan ulang lini produk mereka beberapa pekan sebelum dipamerkan di ajang CES 2026.
